Pages

Analisis Jurnal


Tugas Teori Ekonomi 2 - Bapak Dr. Prihantoro


Tema:
KEUNGGULAN KOMPETITIF DAN KOMPARATIF EKSPOR IKAN HIAS DKI JAKARTA DI PASAR INTERNASIONAL

Oleh Suprapto
  1.   Pendahuluan

1.1 Fenomena

DKI Jakarta merupakan daerah yang mempunyai prospek pengembangan produksi ikan hias yang cukup besar. Ekspor komoditas perikanan Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir ini terus menunjukkan laju kenaikan. Hal tersebut dapat dilihat dari ekspor produk perikanan yang hampir tidak terpengaruh oleh krisis ekonomi, bahkan volume dan nilainya cenderung meningkat. Hal ini berbeda dengan komoditas lainnya, khususnya industri yang cenderung mengalami kemerosotan pada saat terjadi krisis. Ikan hias merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang mempunyai peluang yang besar walaupun belum menjadi prioritas utama karena komoditas ini mempunyai potensi ekspor ke pasar internasional.

1.2 Motivasi Penelitian

      Penelitian ini menganalisis keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif ekspor ikan hias DKI Jakarta di pasar internasional dan untuk mengetahui dampak kebijakan pemerintah terhadap ekspor ikan hias.

     2. Metodologi penelitian

2.1 Metode Pengumpulan Data

       Data yang dipakai dalam analisis penelitian adalah data primer dan data sekunder.  Data primer pada komoditas ikan hias berupa data produksi, biaya, dan penerimaan mulai dari tingkat petani sampai tingkat eksportir. Data primer diperoleh baik melalui wawancara langsung, pencatatan produksi, biaya, dan penerimaan selama enam bulan terakhir yaitu bulan Januari sampai dengan Juni 2002 dari tingkat petani sampai tingkat eksportir.  Data sekunder diperoleh dari Dinas Perikanan DKI Jakarta, Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Bank Indonesia, dan hasil-hasil penelitian terdahulu.

      3.  Hasil dan Analisis

3.1 Keunggulan Kompetitif dan Keunggulan Komparatif

      Efisiensi finansial atau keunggulan kompetitif dapat diketahui dengan menggunakan Rasio Biaya Privat dimana rasio tersebut merupakan rasio antara input domestik dengan nilai tambah output dari biaya input asing pada biaya finansial.  Suatu aktifitas dikatakan efisien secara finansial jika nilai rasio biaya privat kurang dari satu. Pelaku usaha akan terus memperkecil nilai rasio tersebut dengan meminimumkan biaya input domestik atau memaksimalkan nilai tambah sehingga diperoleh keuntungan maksimal.  Dengan demikian, pengusahaan ikan betta efisien secara finansial atau memiliki keunggulan kompetitif. Sedangkan, Efisiensi ekonomi atau keunggulan komparatif dapat diketahui dengan menghitung Biaya Sumberdaya Domestik yaitu merupakan rasio antara biaya input domestik dengan nilai tambah output dari biaya input asing berdasarkan harga ekonomi.  Efisiensi ekonomi tercapai apabila nilai biaya sumberdaya domestik kurang dari satu. Pengusahaan ikan hias baik secara finansial maupun ekonomi mempunyai efisiensi yang tinggi, dan mempunyai keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif sebagai komoditas ekspor.  Dengan demikian, komoditas ikan hias mempunyai daya saing yang tinggi di pasar internasional.

 3.2. Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah pada Pengusahaan Ikan Hias

      Dampak kebijakan pemerintah terhadap output pengusahaan ikan hias dapat diketahui melalui Transfer Output yaitu  Koefisien Proteksi Output Nominal  dan Tingkat Proteksi Output Nominal. Dampak kebijakan pemerintah terhadap input pengusahaan ikan betta dapat diketahui melalui nilai Transfer Input, Transfer Faktor, Koefisien Proteksi Input Nominal  dan Tingkat Proteksi Input Nominal. Dampak kebijakan pemerintah terhadap input dan output secara bersama-sama dapat diketahui melalui nilai Transfer Bersih, Koefisien Proteksi Efektif, Tingkat Proteksi Efektif, Koefisien Keuntungan, dan Rasio Subsidi bagi Produsen.

      4. Simpulan dan Rekomendasi

4.1 Simpulan

          Simpulan dari jurnal ini adalah lewat pembudidayaan ikan hias, para pengusaha ikan dapat menguntungkan secara finansial dan ekonomi. Pengusahaan ikan hias memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif, serta mempunyai daya saing yang tinggi sebagai komoditas ekspor. Dampak kebijakan pemerintah terhadap output pada pengusahaan ikan hias menyebabkan penurunan penerimaan karena harga output yang diterima lebih rendah daripada harga yang sesungguhnya. Sedangkan kebijakan pemerintah terhadap input pada pengusahaan ikan hias menyebabkan penerimaan pelaku usaha ikan betta berkurang karena harus membayar input lebih besar daripada harga ekonominya. Kebijakan pemerintah terhadap output dan input pada pengusahaan ikan hias menyebakan keuntungan yang diterima pelaku usaha ikan hias lebih rendah daripada keuntungan sesungguhnya jika tidak ada kebijakan pemerintah.

4.2. Saran

         Saran yang dapat diajukan adalah sebaiknya Pengusahaan ikan lebih memiliki potensi yang besar untuk dijadikan sebagai sumber devisa dan pendapatan negara.  Oleh karena itu, pemerintah diharapkan dapat lebih memperhatikan sektor perikanan terutama ikan hias yaitu dengan jalan memberikan kemudahan-kemudahan dalam mengekspor produk ikan hias terutama masalah transportasi ekspor karena hal tersebut masih menjadi kendala hingga saat ini.  Selain itu, Petani ikan hias tidak dapat mengetahui permintaan pasar  dengan pasti, diharapkan dapat menbentuk suatu unit usaha untuk dapat mengekspor ikannya langsung ke importir yang ada diluar negri.

ELASTISITAS PENDAPATAN PADA EKONOMI MIKRO


Tugas Teori Ekonomi 2 - Bapak Dr. Prihantoro


Elastisitas pendapatan merupakan kecenderungan perubahan permintaan yang disebabkan oleh perubahan pendapatan masyarakat. Misalnya jika pendapatan konsumen meningkat, maka permintaan terhadap suatu barang juga akan meningkat. Koefisien elastisitas pendapatan dari permintaan mengukur presentase perubahan jumlah komoditi yang di beli per unit waktu akibat adanya presentase perubahan tertentu dalam pendapatan konsumen. Jika koefisien elastisitas pendapatan dari permintaan tersebut adalah negatif maka barang tersebut adalah barang inferior/giffen. Dimana jumlah barang yang diminta akan menurun seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat. Sedangkan bila koefisiennya positif maka barang tersebut merupakan barang normal/superior.
Rumus dari elatisitas pendapatan :

 Persentase perubahan jumlah barang yang diminta
     E=                 Persentase perubahan pendapatan


E=    D Q  .    S I
          D  I       Q

           Umumnya nilai Ei bernilai positif, karena kenaikan pendapatan akan meningkatkan permintaan barang yang diminta. Makin besar nilai Ei maka elastisitasnya makin besar. Barang dengan Ei > 0 merupakan barang normal. Bila nilai Ei antara 0 sampai 1, barang tersebut merupakan kebutuhan pokok sedangkan barang dengan Ei < 0 merupakan barang mewah.

          Jadi dalam hal ini, bisa dilihat bahwa perubahan pendapatan akan berpengaruh juga pada ekonomi mikro, dimana salah satu kelemahannya adalah distribusi pendapatan yang kurang merata. Tentu hal tersebut akan menimbulkan ketidakadilan terhadap masyarakat tertentu, karena tidak adanya kesamaan kesempatan antara masyarakat yang punya pendapatan yang sedikit dengan masyarakat yang punya pendapatan lebih besar. Sehingga mereka yang mempunyai pendapatan yang besar akan dapat lebih mudah memenuhi kebutuhan mereka, dan sebaliknya mereka yang mempunyai pendapatan yang kurang akan sedikit sulit untuk memenuhi kebutuhannya. Apalagi kebutuhan manusia tidak terbatas, maka akan berlaku yang kaya akan semakin kaya, yang miskin akan semakin miskin.

Referensi:
bagus.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9990/Slide_BAB_II.ppt